Kala Malam Bulan Mengambang (menampilkan Saudara Syamsuddin Faruok) |
malam semalam bulan mengambang
ilhamku kontang untuk mengarang
hanam
lihatlah pada bunga yang kembang,
cantiknya mekar ilham tak kurang.
syamsuddin
bukan salah alam terbentang,
jiwa ini gurun gersang
hanam
sangka kau leka dek bulan dan bintang,
rupanya teringat wajah seseorang
syamsuddin
belum hati dipunya orang,
bunga pujaan di taman terlarang
hanam
usah diingat, usah dikenang,
jodoh Tuhan takkanlah hilang.
syamsuddin
tidak rancang, tidak dikenang,
dalam tidur gurauan bayang,
tidak ku pinta akal melayang,
mendamba cinta seindah wayang
hanam
bukan ditilik air yang tenang,
dalam hati beralas sayang,
bukanlah milik empunya barang,
sekali dibiar selamanya berulang.
syamsuddin
air yang tenang dibiar tenang,
sayangnya hati dialas karang,
tampak indah di mata orang,
bukan hiasan alang-alang,
tajamnya nian bukan kepalang,
tiada yang sudi datang bertandang
hanam
makin dikarang makinnya garang,
sumbu pelita terlebih terang,
dibiar jiwa asyik mengulang,
disebut lidah tak pernah lekang,
ditanam di hati tak juga hilang,
bagai pagar tidak berpacang,
bagai kuda tiada dikekang,
selagi disebut harta terlarang,
barangkali meranap seluruh tiang,
hilanglah iman rosaklah ladang.
syamsuddin
pelita api dipasang petang,
makin lewat makin terang,
tiba waktu terangnya hilang,
yang tinggal jelaga di tiang,
ibaratnya ini igauan bayang,
makin dicanang, makin dikenang,
namun mimpi tak mungkin berpanjang,
kelak akan dimamah siang,
tak rela diri hidup seorang,
tiada teman usia ku usang,
hanya doa dan hidup dijuang,
di tanganNya pasrah ku bentang
No comments:
Post a Comment