Kapal terbang kertas
Al-Khaliq menciptaku sehina mungkin,
Dari kertas rabak, lusuh, tak berguna,
Tidak lagi diingini,
Tidak lagi diperlukan,
Dilipat kemas tetapi mudah,
Berhanyutan aku dibawa angin,
Pergi, pergi jauh dari-Mu,
Penciptaku…
Angin,
Terbangkan aku jauh,
Melayang tanpa aku tahu ke mana,
Sedang layang-layang punyai teraju,
Sedang kapal punyai layar,
Sedang kuda punyai tali kekang,
Aku diam sendiri,
Berkelana di bumi Tuhan,
Tanpa hala dan tujuan,
Pasrah dan patuh,
Tidak mampu membantah,
Tak berdaya aku,
Melawan kehendak-Mu…
Aku kapal terbang kertas,
Hidup terlayang lalu rabak,
Hancur dan koyak oleh angin hidup,
Makin tinggi aku ke awan,
Makin geruh hatiku berdentum,
Kian lama aku terbang,
Kian takut aku menjauhi bumi…
Angin hidupku akan berakhir,
Jatuhku ikut telunjuk Tuhan,
Tiadalah aku mata untuk menangis,
Kembaraku keseorangan,
Jatuhku tak berteman,
Layarku tak ber-hala,
Rebahku tak berpengkalan…
Akulah kapal terbang kertas,
Sudah jatuhku entah di mana,
Lopak selut di hutan rimba,
Celah pepohon, tepi sawah,
Dipijak, diramas tak punyai halangan,
Dan aku terus begitu,
Meniti hidup,
Biarpun tinggi aku dibawa terbang,
Pastikan jatuhku,
Menyembah bumi-Mu,
Tuhan.
Hanam Hamid.
291005/0947am
muet paper3
No comments:
Post a Comment